Pertemuan
pertama harusnya menjadi kunci apakah peserta akan antusias untuk rangkaian kegiatan
kedepannya atau tidak. Di pertemuan pertama ini yang bertugas memandu acara
adalah Kang Purwa ex Broadcaster
Radio ternama Bandung, asek. Terlihat memang keseriusan Sekolah Rumah Tangga untuk mengeksekusi kegiatan ini.
Kang Ulum
sebagai salah satu promotor mengawali
sesi ini dengan mengangkat teori psikologi manusia barat yang sangat populer di
kalangan anak muda seperti kami (yakinilah para peserta terutama Wahyu dan Shahnaz
masih memiliki wajah anak muda). Titik.
Ada tiga
teori besar yang diangkat yaitu Freudian
Psychoanalysis, Radical Behaviorism
dan Humanistic.
Pertama, Fredian Psychoanalysis (Sigmud Freud
1856-1939).
Teori ini mengatakan
bahwa dorongan untuk menggerakan diri manusia berasal dari energi seksual alias
libido. Kesadaran pada teori ini tidak terlalu penting, bahkan menganggap
manusia beragama bukan karena suatu pilihan tetapi akibat pengalaman traumatis
di masa kanak-kanak.
Kedua, Radical Behaviorism (John B Watson
1878-1958).
Pada teori popular
ke dua ini, mereka mengatakan bahwa manusia bertindak berdasarkan pengaruh
lingkungan fisik, BUKAN karena
dorongan insting dan BUKAN juga karena
kecenderungan bawaan. Dengan menganalisa unsur fisik eksternal manusia, kita
bisa mengetahui sensasi unsur internalnya. Bahasa sederhananya mereka bisa
meneliti apa yang diberikan lingkungan fisik yang membuat respon balik dari
manusia.
Inti teori
ini seperti pepatah yang sering didengarkan oleh parenting konvensional dengan kalimat “manusia itu seperti kertas kosong, menunggu untuk ditulisi berdasarkan
pengalaman hidupnya yang dipengaruhi oleh lingkungan eksternal”. Teori ini
merujuk dari konsep Tabula Rasa
milik John Locke (1632-1704). Mungkin om
John Watson ini cucunya om John Locke, tapi agak aneh juga namanya sama didepan
bukan dibelakang. Grrrrrrrr.