Sifat Pemimpin : Menjaga Kehormatan Staf
Pada suatu
siang seorang pegawai Bank swasta, kita panggil dia Jordan, sedang mengantri
untuk meminta persetujuan dari pimpinan regional. Hari itu memang sang pimpinan
memiiki beberapa agenda rapat dan pertemuan. Sesekali sang pimpinan mondar
mandir dari satu ruang rapat ke ruangan pimpinan regional atau pun ke toilet.
Saat sedang
mondar mandir tiba-tiba sang pimpinan regional memanggil Jordan. Ternyata
Jordan ditawari kue yang ada di depan meja sekretarisnya. Ada yang ulang tahun
ternyata. Percakapan singkat kemudian berlanjut, sampai akhirnya sang pimpinan
harus melanjutkan agendanya terlebih dahulu.
Jordan pun
seketika mengambil pena ungu yang ada di meja tempat kue diletakan untuk segera
duduk kembali sambil menunggu agenda sang pimpinan selesai.
Sebelum
pergi ternyata sang pimpinan bersuara, “pena ungu itu punya kamu?”. Jordan
dengan lantangnya mengiyakan pertanyaan ini.
Jordan
berpikir sangat jarang orang menggunakan pena ungu, biasanya juga mayoritas menggunkan
hitam dan biru, bukan ungu. Tapi untuk memastikannya Jordan pergi ke meja yang
digunakannya untuk duduk agar dapat memastikan penanya benar tidak tertinggal
di mejanya.
Hanya
beberapa detik Jordan langsung melakukan konfirmasi kembali, “Benar bu, itu pena
saya kok”. Jordan meletakan pena di kantong kemejanya.
Masing-masing
pun melanjutkan agendanya, pimpinan Jordan bertemu dengan orang lain terlebih
dahulu dan Jordan menunggu yang bersangkutan selesai.
Selang sekitar
30 menit, pimpinan regional Jordan selesai dengan agendanya dan memanggil
Jordan ke ruangan. Mereka kemudian membahas apa yang menjadi tujuan Jordan
menunggu beliau.
Mejelang
percapakan selesai Jordan meraba saku celana
untuk mengambil handphone. Betapa terkejutnya Jordan ternyata di dalam
saku celananya bukan hanya ada handphone, melainkan ada sebuah pena berwarna
ungu.
Jordan
tersadar bahwa sekarang dia memiliki dua pena ungu, satu di saku kemeja dan
satunya lagi di saku celana.
Jordan pun
langsung memberikan pena ungu yang berada di saku kemeja sambil meminta maaf,
dia sadar bahwa dia salah mengambil pena.
“Saya sudah
tahu itu pena saya, kebetulan salah satu bagiannya sudah patah, tapi saya tidak
ingin membuat kamu malu di depan orang”, sahut sang pimpinan sambil tersenyum.
Kisah
seperti Jordan mungkin sempat viral di group
Whatsapp dengan konteks berbeda, kalau tidak salah cerita tentang donat.
Akan tetapi saya ingin menuliskan kisah Jordan karena yang menjadi Jordan
adalah saya sendiri. Dan pimpinan regional di atas adalah, saya sebut dengan
hormat Ibu Nike Agustijani selaku Regional Director Maybank Jawa Barat.
Hari itu
sekitar seminggu yang lalu saya mendapatkan pelajaran berharga langsung dari
beliau. Selain kalimat “saya tidak ingin membuat kamu malu di depan orang”,
cara dia dalam menanyakan status pulpen pun sangat baik. Dia tidak langsung
mengklaim pulpen itu milik beliau, tetapi beliau menggunakan kalimat tanya “pena
ungu itu punya kamu?”.
Itulah
sebabnya saling menjaga kehormatan seharusnya menjadi sifat yang harus dimiliki
oleh pimpinan untuk memperoleh rasa segan dari para staf. Ya tentu berbeda
ketika memang kita sedang berada di forum meeting
untuk menentukan kinerja dengan sistem punishment
dan reward , tetapi sekalipun
demikian saya pikir dalam forum seperti itu tetap ada etikanya.
Terima
kasih Bu Nike atas pelajarannya. GBU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar