Menginjak
dunia pekerjaan bagi kaum milenial adalah sebuah fase kehidupan dimana kita
ditutut untuk me-remake topeng kita.
Sebagian orang mungkin menolak pengertian hidup dalam topeng dengan berbagai
alasan, misalnya karena ingin hidup sesuai jati diri atau bahkan ingin diterima
dengan tulus oleh orang lain. Saya tidak menyalahkan pemikiran ini.
Perlu
diketahui, hidup dalam topeng sebenarnya sudah dilakukan sebelum memasuki dunia
pekerjaan. Hanya saja topeng yang digunakan tidak terlalu signifikan dengan asli
karakter kita dan jumlahnya mungkin hanya 2 topeng saja.
Topeng
pertama, Professional Life. Topeng yang kita bahwa dalam pekerjaan kita,
karakter yang melekat adalah karakter yang dibutuhkan oleh pekerjaan, atasan dan
klien kita. Contohnya topeng serius bagi Hakim, auditor dan pengacara. Atau
topeng ramah bagi pramugari, front line bank dan pegawai hotel. Topeng-topeng inilah
yang melekat pada setiap pekerjaan. Mau menyangkal silahkan. Hahaha. Topeng
inilah yang bagi sebagaian besar orang sangat sulit.