Sejak diluncurkannya buku pertama, banyak bertanya kepada
saya apakah memang menulis merupakan passion
saya dan apakah saya menikmatinya?
Hmmm… Sontak
pertanyaan itu membuat saya tertegun. Apakah benar saya benar mencintai dunia
kepenulisan? Dan apakah saya menikmati setiap waktu yang dikorbankan untuk
menulis?
Hehehehe. Sejujurnya, saya tersiksa untuk menulis. Apalagi
di awal-awal saya membangun blog ini. Blog absurd
yang isinya copy paste dari blog
lain (pada 2011), dikala itu pribadi hanya ingin terlihat keren dengan memiliki
blog sendiri. Weleh-weleh. Anak muda
sombong.
Susah rasanya untuk mengorbankan waktu agar bisa menciptakan
paragraf-paragraf tulisan. Ingin rasanya waktu itu dikorbankan untuk bisa
membuat cerita indah bersama kekasih. *weq, Dasar Jomblo wkakakaka
Jadi jawaban saya untuk dua pertanyaan adalah TIDAK dan
TIDAK. Semoga pembaca tidak kecewa, tapi ini dari lubuk hati yang terdalam.
Jika memang tidak menikmati, terus kenapa mau menulis?
Hehehe, karena menulis di blog dan buku adalah daya ungkit alias leverage. Daya ungkit bagaimana? Berikut
3 point yang bisa dijabarkan:
1.
Hobi Bicara
Pria berbadan seksi ini hobi sebenarnya adalah berbicara di
depan umum (mungkin butuh perhatian kali ya). Entah sudah berapa banyak kata
yang keluar dari mulut ini. Tapi sayangnya dikarenakan belum jadi artis, tidak
ada yang merekam ataupun menuliskan kata-kata tersebut *sedih. Nah, walaupun
tidak suka menulis, tapi karena yang ditulis ya kata-kata yang dikeluarkan
mulut ini sendiri. Itu membuat bebannya berkurang. Tidak perlu berpikir keras
mau nulis apa, yang penting ingat saja apa yang dibicarakan.
2.
Kartu Nama
Kata Pak Jamil Azzaini (CEO Kubik Leadership), kartu nama
seorang pembicara adalah buku. Hmmm, saya sih belum jadi pembicara publik, tapi
punya kartu namanya tidak dosa kan ya? Minimal datang ke rumah calon mertua
nanti bisa ngasih buku terbitan sendiri gitu. Bilangnya “Bu-Pak, saya udah
selesai menulis 3 buku, bolehkan saya menuliskan masa depan saya bersama anak
Ibu-Bapak?” *Jleeeb.
3.
Biasanya Obat Itu Pahit
Mengetahui menulis itu susah dan menyiksa, tapi hasil
sebenarnya baik. Itu adalah ciri-ciri dari obat abad 21, yaitu pahit dan menyiksa. Kenapa abad 21? Ya karena
makin dewasa ini obat-obatkan telah memiliki aneka rasa, strawberry , cokelat, vanilla
dan sebagainya. Jadi nanti ada kemungkinan obat yang rasanya pahit (menyiksa)
akan punah. Mungkin juga nanti rasa pahit cinta akan musnah kali ya? *katakan
amin bagi kamu yang sedang tersiksa dengan sebuah rasa. Wkakakaka.
Bagi yang mau baca tentang buku pertama saya, silahkan klik disini.
*sekedar info, awal tahun akan diluncurkan e-book ke dua
saya dengan judul P3 (alias Pengantar Perkreditan Perbankan), semoga bisa tepat
tanggal satu nanti.
Cimahi, 31 Desember 2016
sumber gambar: http://www.kompasiana.com/yudiprasetiyo/menulis-itu-apa_560cd1e4f296732805b9db45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar