Humanisme Kurban
Untuk yang belum tahu, berkurban sapi atau kambing itu wajib
loh bagi yang mampu. Paling tidak lebih wajib dari pada berkurban untuk dia
yang belum tentu menjadi jodoh kita. Hahahah Cieeeee yang jagain istri orang,
LOL.
Oh iya, bagi yang belum paham paragraf di atas. Jadi gini,
pernah liat orang pacaran bertahun-tahun? Setahun, dua tahun, tiga tahun bahkan
sampai 8 tahun. Namun, pada akhirnya si do’i menikah dengan yang lain. Itu
berarti laki-laki yang pacarannya lama, sama saja jagain istri orang. *turut
berduka bagi yang telah menjadi korban. hahahaha
Yang paling romantis sekaligus tragis adalah ketika ada
cowok yang menjaga pacarnya untuk tidak pulang malam. Menjadi bodyguard sekaligus driver pribadi demi sih cinta
dan akhirnya yang memanen keterjagaan sih cinta
adalah orang lain. *ciiie yang saling menjaga.
Cukuplah baper malam ini. Oh iya, apalagi baper kuadrat ya (yang udah baca Tebar Kurban Menjadi Perasaan pasti
paham).
Masih suasana hari raya kurban. Apakah hari raya ini hanya
untuk mereka yang punya uang membeli kambing atau sapi? Bahasanyakan bagi yang
mampu. Lah terus yang tidak mampu? Tenanglah, sepemahaman saya sapi tidak bisa
harakiri (sejenis cara bunuh diri di Jepang). Sapi maupun kambing tetap butuh
bantuan orang lain untuk wafat.
Poin universal yang ingin disampaikan
adalah:
Pertama, bagi yang
belum mampu berkurban sapi atau kambing tentu bisa berkurban hal lain. Kita
tahu bersama di tempat pemotongan hewan kurban akan butuh banyak tenaga
manusia. Mulai dari para pria otot kawat tulang besi untuk menyembelih dan
membersihkan sih emmbeeek (baca:
hewan kurban). Wanita anggun yang biasanya menyiapkan es teh manis dan n*trisari
dingin beserta makanan beratnya. Tidak lupa juga anak-anak sebagai supporter yang
luar biasa dipinggir arena pertarungan. Jadi, banyak cara sebenarnya untuk kita
berkurban (tapi tetap wajib kurban embeeeek
loh bagi yang mampu).
Kedua, kurban
membawah tali persaudaraan dan kesetaraan kemanusian. Perlu diketahui yang
berhak mendapatkan hewan kurban bukan hanya orang muslim loh, tapi
sahabat-sahabat non-muslim yang berada di wilayah berlebih juga biasanya bakal
dikasih. Kebahagian makan daging akan dirasakan semua orang dalam satu wilayah.
Karena disitulah nilai berbagi kebaikan yang ada. *sekaligus mengkritik jika
ada masjid yang melewati beberapa rumah tertentu dalam menyebarkan daging
karena alasan subjektif.
Ketiga, give the best. Duh, duh. Dalam
memilih hewan yang akan dikurbankan itu penuh syarat loh (kayak syarat mahar
untuk meminang sih do’i). Karena yang dikorbankan memang haruslah yang terbaik dan
sesuai syarat (syarat agamanya bukan kapasitas saya untuk menulisnya). Jika
salah memberikan hewab kurban maka kurban bisa tidak tsaah loh (nikah tanpa
tsaah saja bisa jadi masalah loh). Cihuuuy.
Keempat, kurban adalah
sesuatu yang bersih. Lebih dari 1000 tahun proses kurban telah menggema. Namun,
rasanya tidak pernah ada kasus penyakit akibat proses pemotongan hewan kurban.
Syarat-syarat kebersihan dalam pemotongan hewan kurban itu jelas, dari harus
ada lubang sampai air untuk membersihkan segela kotorannya. *sekaligus
mengkritik kebijakan pelarangan pemotongan hewan kurban di tempat umum (masjid
dan sekolah).
Kelima, berkurban itu
cukup 8 ribu sehari. Untuk yang belum berkurban tahun ini, mari kita niat
dan usahakan untuk tahun depan. Untuk yang sering jajan diluar rumah (baca:
beli makanan, minuman dan nongkrong) rasanya Rp 8.000,00 sehari hampir tidak
bernilai. Namun, ternyata jika disisihkan Rp 8000,00 sehari maka dalam waktu
300 hari akan terkumpul uang Rp 2.400.000 yang merupakan kisaran harga kurban
sapi untuk satu orang. Terasa tidak mahal jika Rp 8.000,00 disisihkan dari
besok. *bagi yang kesulitan untuk menabung bisa menghubungi Maybank terdekat
untuk mendaftar program My Plan (sekalian
promosi yang gaji) hahaha.
Masih tersisah dua hari (tasrik) lagi jika ada yang mau
berkurban loh.
Cukuplah kita memberikan kurban (korban) perasaan selama
ini. Lebih baik menyiapkan mahar untuk sih do’i.
hahahah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar