Sukses Multidimensi: Kisah Inspiratif “Panti Asuhan Guna Nanda-Tanda Kasih Buddha” (2)

Selasa, 23 Agustus 2016

Kisah Inspiratif “Panti Asuhan Guna Nanda-Tanda Kasih Buddha” (2)

Yang belum baca Kisah Inspiratif “Panti Asuhan Guna Nanda-Tanda Kasih Buddha” (1) silahkan klik disini.

Saya sangat bersyukur mendatangi panti asuhan ini. Selain ini merupakan panti asuhan Buddha pertama yang didatangi, ini juga merupakan kali pertama saya bisa sedikit berbicara di depan umum terlebih anak-anak pasca hidup di Bandung dan Jakarta.

Ketika cinta mampu menumbuhan kebahagiaan maka syukurilah, namun dikala cinta menghadirkan kesengsaraan lihatlah apakah itu benar cinta atau bukan. Karena sih cinta tidak akan lari dari tawa bahagia.

Anak-anak disini adalah vegetarian alias tidak memakan daging. Tapi mereka masih mampu untuk bermain dan bercanda. Sebaliknya kita yang mungkin sering makan daging bukannya lebih kuat tapi malah lebih sering MAGER (Malas Gerak) dibanding mereka. Hehehe Kritik buat penulis sendiri sih.

Saat itu saya melihat raut wajah teman-teman yang hadir. Entahlah mau mereka sembunyikan atau tidak. Tapi saya tetap merasakan getaran di lingkungan itu. Secara pribadi saya tahu teman-teman saya mayoritas berada dalam kalangan ekonomi atas. Tapi bukan itu yang membuat saya bangga. Yang membanggakan bahwa ternyata mereka juga memiliki sisi humanis yang terpendam.

Saran saya bagi kita yang sudah lama tidak berkunjung di panti asuhan, sekolah sosial atau pun semacamnya. Segeralah datangi tempat-tempat seperti itu. Bukan untuk macam-macam, tapi untuk menjaga kepekaan hati.

Karena hati bisa mengering seiring berjalannya waktu,

Pembeda manusia dan mesin bukanlah otak tapi hati nurani.

Sirami dengan yang baik, masukan kemurnian cinta untuk karma baik dikemudian hari.

Diakhir tulisan saya ingin mengutip perkataan Dalai Lama:

Jika mampu, tolong dan bantulah orang lain.

Jika tidak,setidaknya jangan mencelakakan orang lain.