Sudah hampir dua bulan saya
memutuskan untuk pindah domisili ke Bandung. Selama dua bulan ini saya pun
banyak belajar. Sejujurnya saya berat untuk meninggalkan Manado, karena bagi saya Manado lebih dari sebuah
kota, “Manado adalah tempat darah dan keringat selama 22 tahun ini dicurahkan,
penuh emosi dan cinta. Penuh rangkaian kata yang bertangkaikan makna dalam
kehidupan”. Cieeee ileh, sok puitis amat ya… hahahaha
Hmmm… Memang itulah yang
sejujurnya. Selama 22 tahun di Manado saya telah banyak mengenal orang dan
berharap banyak juga yang mengenal saya. Apa yang menjadi kemampuan dan
kekurangan saya telah diketahui orang-orang. Disitulah “percepatan” yang saya
harapkan terjadi dalam 10 tahun kehidupan saya selanjutnya terjadi.
Syukur pada Tuhan semesta alam.
Percepatan dalam kehidupan yang saya harapkan setelah berinvestasi selama 22
tahun di Manado menuai hasil. Selain dimasa akhir kuliah yang saya rasakan
begitu indah, dengan banyaknya kesempatan mengikuti kegiatan dan menerima
banyak hasilnya juga. Saya juga membuktikan bahwa investasi yang telah
dilakukan selama ini tidak sia-sia, dengan adanya beberapa tawaran bekerja
sebelum selesai kuliah maupun pasca wisuda. Dari perusahaan swasta, honorer
instansi pemerintah, hingga perbankan. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada
guru-guru dan senior-senior saya yang telah memberikan jalannya.
Hal yang saya sayangkan adalah
ketika tidak bisa menerima tawaran itu karena memang semuanya adalah pekerjaan
di daerah Sulawesi Utara. Ibu menginginkan agar anak satu-satunya ini hijrah ke
pulau Jawa untuk merangkai mimpi lagi.
Ya… Mimpi yang dirangkai adalah
mimpi dari 0. Daerah baru dengan segala halnya yang baru. Tak ada lagi posisi comfort zone (zona nyaman) yang
seharusnya sudah dituai. Minim orang yang mengenal saya dan yang minimpun belum
mengetahui kelebihan dan kekurangan saya.
Tapi menjelang dua bulan disini
saya menyadari beberapa hal. Antara lain, betapa tertinggalnya saya dengan
orang-orang hebat yang saya temui disini. Kualitas pas-pasan yang selama ini
saya andalkan di Sulawesi Utara ternyata makin tidak bernilai. Comfort zone yang sudah mulai saya
nikmati di Manado ternyata adalah PEMBUNUH
yang nyata akan masa depan nan cerah. Memang di Manado juga terdapat
orang-orang luar biasa yang jauh diatas pribadi kecil ini (kalau ukuran berat
badan besar ya, heheheh). Namun karena intensitas persaingannya masih adem
ayem, membuat kenikmatan akan comfort
zone ini terasa berkali-kali lipat.
KTP Kabupaten Bandung telah
ditangan sekitar dua minggu, maka selama dua minggu ini saya tak melakukan
progres berarti untuk karir profesional saya disini. Namun apakah tujuan
tulisan ini untuk menunjukan ketidak berdayaan diri ini? OH NO!!! Tulisan ini
yang ingin saya jadikan titik bangkit.
Ini menjadi tulisan saya yang
pertama setelah akhir januari lalu. Selama dua bulan ini saya banyak belajar.
Mulai sekarang hal-hal gila yang menurut saya pantas dibagikan akan dibagikan
lagi, utamanya untuk jiwa-jiwa yang sedang menanti cinta. Heheheh mblooooo :p
(beruntunglah bagi yang sudah
nikah, heheheh)
Kemarin malam ada teman menelpon
dan mengatakan bahwa dirinya mulai frustasi akan kehidupan pasca S1nya. Dia
yang duluan wisuda dari saya. Dia sedang kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan
yang sesuai keinginan. Katanya sudah sekitar 100 lamaran yang dia masukan
selama hampir setahun ini. Namun belum juga menemukan pekerjaan yang pas
baginya.
Untuk dia yang sedang gundah dan
untuk teman-teman lain yang masih jomblo #eeeh ini yang bisa saya sampaikan:
Ketika ke-alay-an menjadi tanda kebisuan hati,
Apakah itu salah?
Ketika senja tak kunjung berganti mentari,
Apakah itu salah?
Bukankah Tuhan memberikan penantian untuk setiap akhir nan indah?
#bersabarlah
Yupz, tak usah takut akan masa
depan kita. Kerena dengan teknologi secanggih hari ini. Kita hanya berkuasa
dalam “domain wilayah”. Artinya kita bisa mengtahui kejadian apapun dibelahan
bumi manapun diwaktu yang sedang atau telah terjadi. Ingat! Dimanapun itu
berarti hanya masalah wilayah (domain wilayah). Tapi sadarkah kita? Bahwa dalam
“domain waktu” kita tak berkuasa. Kita tak bisa mengtahui kejadian yang akan
terjadi dimasa depan kita. Walaupun kejadian mendatang di tempat kita berada.
Tetap saja kita kita tak berkuasa atas “domain waktu”. Karena, domain waktu
adalah kekuasaan Tuhan. Jadi #bersabarlah
Bandung,
9 Maret 2016
Salah satu jalan mencapai mimpi ya kak? Keluar dari zona nyaman emg perlu ... hidup penuh tantangan, hidup lebih berwarna ... hehe
BalasHapusia tin... harus memaksakan diri utk maju... walaupun tak nyaman ttp harus dipaksakan. sukses trs utk e-stock ya... pdhal klo Kak di Manado pngen bljar lg, hahaha
HapusBener kak, sy juga lg mencoba keluar dari zona nyaman ckckckk. Kalau mau belajar lg, gabung aja kak dikomunitas" yg ada. Qt sarankan sih ISP atau ICMC kak :D
BalasHapusSukses yah kak ....