Katakanlah!
Saat ini
banyak orang yang menganggap bahwa diam dan langsung bekerja adalah baik. “Dari
pada banyak omong terus tidak melakukan sesuatu” terbersit dihati sebagian
orang. Menyangkut mimpi, saya tidak setuju dengan hal ini. Bagi saya mimpi itu
harus dikatakan, dikatakan, dan dikatakan. Sebab jika kita tidak mengatakan
atau membicarakan mimpi kita pada orang lain, maka saat itu juga orang lain tak
punya ukuran apakah mimpi kita kelak sudah berhasil atau tidak.
Kelak nanti
ketika kita sudah mencapai mimpi yang telah lama diidamkan, orang disekitar
hanya akan diam dan memberikan selamat formalitas bagi kita. Tapi sebaliknya
manakalah mimpi atau cita yang kita harapkan telah diketahui orang banyak
sebelum mimpi itu tercapai. Yang terjadi adalah BOOOOOM!!!! Kisah kita akan
menjadi inspirasi bagi orang-orang yang mengenal kita.
Lah, gimana
kalau mimpi kita tidak tercapai? Bukankah malu yang kita dapat? Hmmmmm…. Malu? Malu
yang bagaimana akan kita dapatkan? Apakah saat ini masih ada orang yang mau
menertawakan pribadi yang gagal meraih mimpinya saat kita tau orang tersebut
telah mati-matian mengeluarkan energi, biaya, waktu bahkan darah untuk
mencapainya? Saya rasa orang pun akan tetap mengacungi jempol pada pribadi yang
telah berjuang mati-matian untuk mencapai mimpinya.
Belum
percaya? Coba liat gambar pahlawan Indonesia, seberapa banyak mereka yang gagal?
Seperti Imam Bonjol dan Pangeran Diponegoro yang akhirnya diasingkan oleh
penjajah saat itu. You see? Mereka
gagal bukan? Bahkan akhirnya harus meninggal dalam perasingan. Adakah yang mau
menertawakan kegagalan mereka? Adakah yang menertawakan mimpi melawan penjajah
mereka? Tidak ada yang bisa menertawakan perjuangan mereka, karena kita tahu
mereka berjuang dengan darah untuk mimpi mereka.
“Aduh,
tetap saya malu mengatakan mimpi saya” kata yang hatinya dilema, cieeee dilema.
Hahahaha. Heloooo? Yang ditakutkan apa? Takut diejek orang yang mendengar mimpi
kita? Kalau kita diejek saat mengatakannya bukankah kita telah dizolimi alias
di-bully? Kalau keadaannya seperti
itu bukankah malah jadi percepatan doa kita pada Tuhan? Makin banyak bully makin cepat doa kita langsung ke
Tuhan. Nah kalau ada yang tidak mem-bully
saat mendengarnya pasti mereka ikutan bilang “amiiiiin” #eeeh dapat percepatan
doa lagi. Hehehhehe
Liat tuh,
kalau mimpi kita diejek malah jadi poin plus kita buat Tuhan, kalau teman kita
tidak mengejek dan mendukung eh malah jadi poin plus juga lewat doanya.
Waduuuh, jadi dimana ruginya ya? Hehehehhe. Belum lagi ketika kita mengatakan
mimpi kita, itu akan menjadi alarm gratis kita loh, teman yang mendengar bisa
jadi akan mengingatkan akan mimpi kita saat kita sendiri lupa akan mimpi itu. Hehehehe
Jadi
mengatakan mimpi kita ke orang lain itu menjadi usaha percepatan terwujudnya
mimpi kita. Masih ragu? Masih mau?
Kalau kita sendiri tidak yakin akan mimpi kita dengan malu mengatakannya, bagaimana orang lain ikut yakin? Tuhan pun ingin melihat usaha menggebu-gebu umatNya.
Oh ia, yang
salah itu ketika kita mengatakan mimpi-mimpi kita dengan angkuh, seakan itu
semua bisa terwujud hanya dengan usaha sendiri tanpa penyertaan Tuhan dan
interaksi dengan manusia lain.
Katakanlah mimpi dengan anggun, bukan dengan obsesi ganas, yakinkan bahwa keberhasilan kita akan berdampak untuk kebaikan. J
***Catatan
tambahan pribadi bagi yang tidak ingin melanjutkan membaca tidak apa-apa,
hehehehe
Saat masuk
kuliah dan menjalani prosesnya, beberapa kali sempat berusaha mengajak
teman-teman kelas dan organisasi untuk travelling bersama, mulai dari Makassar,
Lombok, Maluku hingga Sumatra. Dan akhirnya itu hanya menjadi wacana, hehehehe
Alhamdulillah itu terwujud, bahkan bisa kesana bukan dengan uang pribadi (baca:
sponsor, hehehe). makasih untuk teman-teman yang kala itu menolak ya :p
Makassar menyambut |
Selong Belanak, Lombok |
jam gadang, Sumatra Barat |
Sejak
semester dua saya membagikan kartu nama sebagai pembicara dan motivator,
dikelas saya diteriaki (ingat kelas itu dipimpin oleh dosen enci Olivia
Sardjono, terima kasih enci atas supportnya
waktu itu), terima kasih juga teman-teman yang ikut teriak ya. heheheheh
Puji Tuhan selama empat tahun di kampus sudah dipercaya untuk mengisi materi disekitar 150 forum (mungkin pesertanya sudah sekitar 9.000 orang) dan MC sekitar 30 event.
Oh ia, sempat juga mengatakan pada teman-teman untuk bisa menjadi Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) UNSRAT agar bisa upacara di Istana saat 17 Agustus, syukur dengan segala keribetan prosedurnya saya tidak sempat mengikuti seleksi. Tapi Tuhan menjawab saat 17 Agustus 2015 dengan cara lainnya (Colek Mas Angga Erlando sang MAWAPRES Universitas Brawijaya yang mengajarkan caranya, ini rahasia kita ya mas wkakakakak). heheheheh
Intinya sebagain postingan diatas untuk menjawab orang-orang yang ragu ketika saya mengatakan mimpi pribadi kecil ini (dengan berat badan segini bukan kecil juga sih, heheheh). Juga untuk mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang berpengaruh besar dalam hidup ini. Doa kalian membuat Tuhan makin memudahkan kaki ini untuk melangkah.
Kartu nama yang dibuat ketika awal kuliah |
Oh ia, sempat juga mengatakan pada teman-teman untuk bisa menjadi Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) UNSRAT agar bisa upacara di Istana saat 17 Agustus, syukur dengan segala keribetan prosedurnya saya tidak sempat mengikuti seleksi. Tapi Tuhan menjawab saat 17 Agustus 2015 dengan cara lainnya (Colek Mas Angga Erlando sang MAWAPRES Universitas Brawijaya yang mengajarkan caranya, ini rahasia kita ya mas wkakakakak). heheheheh
selfie setelah upacara |
Semangat... (y)
BalasHapusIzin berbagi catatan...
BAGAIMANA MEMILIH SEBUAH AKTIVITAS ATAU PEKERJAAN? - http://irfanazizi.blogspot.co.id/2015/11/bagaimana-memilih-sebuah-aktivitas-atau.html?m=1
terima kasih kak. hehehehe
HapusKereennn... πππ
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusJazzakallah kak. semoga hari esok cerah menanti kita ya,,, amiiin
HapusSaya sangat setujuuu
BalasHapusTerima kasih, hehehehe semoga mimpi2 kita segera dijawab Allah. amiiiin
Hapus
BalasHapusVery energetic article, I liked that a lot. Will there be a part 2? yahoo sign in
thank you. the other article not yet publish.
Hapus