Antara Bencana dan Ujian
Semoga sahabat sekalian yang sedang terkena musibah gunung meletus dan banjir dibeberapa daerah segera kembali bisa beraktivitas seperti biasa. Amiiin
Gunung sinabung belum selesai meluapkan isi perutnya namun
dari langitpun sudah memuntahkan isi perut berupa hujan. Manado, kota tempat
belajar saya di SMA menjadi sorotan paling besar di media massa terkait banjir
yang sedang terjadi. Berbeda dengan banjir yang terjadi di Jakarta yang
mayoritas berupa genangan air tanpa arus. Namun di Manado air yang menutupi
permukaan tanah memiliki arus yang lumayan kencang sehingga cukup untuk
merobohkan rumah ataupun membawah kendaraan mengikutinya.
Jika kejadian ini hanya menjadi angin lalu maka maksud Tuhan mungkin tak bisa dicernah oleh kita umat-Nya. Di media massa ada yang menyebut kejadian-kejadian di Indonesia ini merupakan bencana atau azab, saya sendiri beranggapan ini menjadi legitimasi bahwa Indonesia mendapat azab atau bencana dari Tuhan yang Maha Penyayang itu. Padahal Indonesia memiliki landasan fundamental kuat yang menjadi Ideologi bangsa , yang kemudian telah dijabarkannya kedalam Undang-Undang Dasar. Apakah itu? Ya, tentang Agama (Tidak Kacau).
Dalam Pembukaan UUD tahun 1945 telah menyebutkan nama Tuhan,
Pancasila diawali dengan percaya akan Tuhan, kemudian di UUD juga dijabarkan
lebih luas mengenai hak beribadah. Namun
kenapa masih ada yang beranggapan segala kejadian ini merupakan Bencana atau
azab??? Itu tanda bahwa kita belum mengamalkan ajaran Tuhan lewat nabi dan
kitab-kitabnya.
Seperti gambar gelas dibawah ini...
Akan ada orang yang mengatakan gelas ini setengah terisi dan
ada yang mengatakan setengah kosong. Sudut pandang, menjadi hal yang sepele
namun berarti dalam menyusun mindset yang
baik. Kata-kata bencana ataupun azab
bisa menjadikan mindset kita terhadap
Tuhan kurang baik (jika tidak dinalarkan). Mungkin dengan kata-kata ini membuat
kita bisa mengevaluasi diri dengan pertanyaan “apa salah kita?”.
Saya sendiri lebih menyukai kata ujian ataupun peringatan
karena dua kata ini cenderung mengingatkan kita bahwa Tuhan memperhatikan kita,
kasih sayangnya membuat kita harus terus bertumbuh. Buang persepsi buruk dan
kata-kata yang kurang baik dalam menghadapi kejadian-kejadian ini. Ganti pikiran
kita dengan nilai-nilai positif yang bisa membuat kita bangkit dan bersinar.
“TUHAN TIDAK PERNAH
MEMBERIKAN COBAAN YANG MELAMPAUI KEMAMPUAN UMATNYA,
SESUDAH KESULITAN
PASTI ADA KEMUDAHAN”
Go Follow @wahyu_presiden
Tidak ada komentar:
Posting Komentar